ISTILAH BAHASA YANG SESAT.

Selasa, 14 Januari 20140 komentar

ISTILAH BAHASA YANG SESAT.




Tak henti-hentinya teriakkan berantas korupsi. "Basmi Korupsi!"... Selalu saja terdengar tiap hari.
Keserakahan koruptor tejadi berulang-ulang. Patut kita teliti, para koruptor sesungguhnya tidak lebih pintar, mungkin tidak lebih cerdas dari kebanyakan rakyat. Tapi mengapa rakyat begitu saja rela menyerah.....???
Kita tidak bisa hanya sekedar berpangku tangan, mengharapkan uluran tangan malaikat untuk memberantas korupsi. Yang sekarang terjadi, rakyat seolah masa bodoh,frustasi melihat kenyataan yang terjadi.
Rakyat sudah tergiring opini sesat bahkan mengolok-olok dan mengejek para aktivis dan pejuang "ANTI KORUPSI". Daya kritis mereka sudah luntur, Logika sudah terbalik, cacian dan cercaan justru dilemparkan kepada para pegiat anti korupsi, dengan sindiran " hanya untuk cari popularitas", "coba kalau kebagian, pasti diam", dsb. Seharusnya hujatan atau cacian ditujukan kepada perilaku yang korup. Yah.... Seharusnya begitu.
Kesinisan rakyat terlontar dalam berbagai komentar dengan bahasa negatif yang mengejek mereka yang rela bersedia berkorban untuk melawan para pelaku korupsi. Jelas saja, si Raja korup seakan bersiul menikmati suasana ini.
Bahasa-bahasa yang menyesatkan, yang selalu melemahkan perjuangan dalam memberantas korupsi, selalu terpelihara hingga kini. Dengan masa bodohnya rakyat enteng sekali berucap, bahwa KORUPSI ADALAH BUDAYA. Dan korupsi sudah membudaya.
Darimana sumbernya, Korupsi kok dikatakan sebagai BUDAYA...????
Sementara, tidak ada dasar yang argumentatif yang dapat membenarkan istilah tsb.
Yang namanya budaya adalah nilai luhur yang selalu dijaga dan dijunjung tinggi bersama, disakralkan dan dirayakan bersama.... Apakah budaya korupsi bisa dikategorikan seperti itu???
Tentu saja korupsi bukan budaya, karena tidak diterima sebagai nilai yang luhur untuk dijunjung tinggi bersama. Terbukti banyak masyarakat yang benci dan marah melihat para pelaku korupsi.  
Rakyat tidak sadar, bahwa hingga kini selalu memberikan ruang bagi koruptor. Kenyataan yang ada, para koruptor hanya lumpuh disaat awalnya saja. Begitu sebungkus rokok disebarkan, tergadai sudah nurani rakyat, otaknya begitu mudahnya dibeli dengan satu bungkus sarimi,  hingga dalam perjalanannya para koruptor banyak memperoleh pembela.

Cobalah memahami, mari jaga akal sehat kita agar selalu kokoh berupaya melawan koruptor. Tanpa memandang diri kita mampu atau tidak, layak atau tidak, yang utama adalah memiliki tekad bersama melawan korupsi dengan cara yang kita bisa.

Jadilah PREMAN jika itu bisa melenyapkan para koruptor. Hormatilah para aktivis anti korupsi yang telah bekerja dengan bersusah payah memperjuangkan nasib negeri ini.




Penulis
Iwan Prihatmoko <iwan_prihatmoko@yahoo.co.id
Share this article :

Posting Komentar