Aktifitas Gunung Kelud

Senin, 03 Februari 20140 komentar

KEDIRI, KOMPAS.com - Status Gunung Kelud di Kediri, Jawa Timur, meningkat satu level dari normal aktif menjadi waspada. Radius 2 kilometer dari lokasi gunung saat ini dikosongkan.

"Gunung Kelud per pagi hari ini dinaikkan statusnya menjadi waspada," kata Khoirul Huda, Kepala Pos Pantau Gunung Kelud, Minggu (2/2/2014).

Implikasi peningkatan status itu, kata Khoirul, adalah rekomendasi sterilisasi wilayah dari aktivitas warga. "Dengan rekomendasi pengosongan radius 2 kilometer," imbuhnya.

Pelaksana Teknis Kepala Bagian Humas Pemerintah Kabupaten Kediri, Edy Purwanto mengatakan, pascaadanya peningkatan itu, pihaknya segera menindaklanjuti dengan menutup pintu gerbang menuju kawasan Kelud.

"Kita sudah menutup gerbang dalam radius dua kilometer," kata Edy.

Selama ini, kata Edy, dalam radius dua kilometer itu tidak ada permukiman penduduk. Aktivitas yang ada rata-rata para pengunjung wisata Gunung Kelud.

Sementara itu, Gunung Kelud mempunyai ketinggian 1.731 meter dan termasuk gunung berapi. Posisinya berada di perbatasan Kabupaten Kediri, Blitar, Malang. Dalam aktivitas terakhir pada 2007 silam, danau kawah berubah seiring munculnya kubah lava. 




Aktifitas Gunung Kelud Jawa Timur

Tim Bakosurtanal,
Mengapa Gunung Kelud sulit diperkirakan kapan akan meletus? Gunung Kelud merupakan gunung berapi tipe Stratovolcano dengan danau kawah, ketinggian danau kawah ± 1114 m dpl, kedalaman maksimum danau ± 34 m, luas kawah danau ± 109.000 m2 dan volume air danau kawah ± 2,5 juta m3. Isi volume danau kawah sebesar itu merupakan sumbatan bagi keluarnya lava atau magma dan awan panas dari dalam. Gunung Kelud tidak seperti gunung yang lain, bila akan meletus tidak mengeluarkan awan panas terlebih dahulu. Gejalanya dapat diamati melalui suhu danau, kandungan CO2, gas belerang dan warna danau yang ada. Gunung Kelud akan meletus secara alami bila sudah terkumpul energi endogen cukup besar sehingga energi alam tersebut mampu menembus atau melontarkan material yang menutupi. Konsekuensinya secara tiba-tiba dapat terjadi ledakan yang dahsyat dan dapat menimbulkan bahaya bagi penduduk di sekitarnya.
Tidak seperti Gunung Merapi di Yogyakarta yang memiliki lava dome, magma akan keluar langsung tanpa hambatan dengan energi dari dalam yang tidak terkonsentrasi sangat besar dan lebih dahulu mengeluarkan awan panasnya atau wedus gembel. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa Gunung Kelud akan lebih berbahaya di bandingkan Gunung Merapi.
Kondisi Gunung Kelud saat ini berdasar data-data pengamatan pos Kelud di Kediri, telah terjadi peningkatan aktivitas berupa kenaikan suhu air danau dari semula rata-rata 33oC menjadi 37oC bahkan saat ini mencapai 38,5oC, kandungan CO2 514 ton/hari, terjadi gempa vulkan dan tremor yang terus menerus. Berdasar data-data tersebut kemudian pemerintah menetapkan status tingkat siaga, dan saat ini penghuni radius 10 km sudah diungsikan. Peta Kawasan rawan bencana Gunung Kelud dan foto-foto kondisi lapangan berikut ini juga menggambarkan bagaimana rute yang harus dilalui bila pengungsi harus melarikan diri.
Ada 3 tingkatan Kawasan Rawan Bencana letusan Gunung Kelud, adalah sebagai berikut:
  1. Kawasan rawan Bencana I (KRB – I) Berpotensi terkena lahar hujan dan kemungkinan lahar letusan, berpotensi terkena hujan abu dan dapat terkena lontaran batu (pijar).
  2. Kawasan Rawan Bencana II (KRB II) Berpotensi terlanda awan panas, aliran lava, lahar letusan dan lahar hujan, terlanda hujan abu lebat, lumpur (panas), dan lontaran batu (pijar), kawasan rawan benacana ini umumnya daerah tak berpenghuni.
  3. Kawasan Rawan Bencana III (KRB III) Selalu terancam awan panas, gas racun, lahar letusan dan aliran lava, terancam lontaran batu pijar dan lumpur panas.
Menurut data Satkorlak Kabupaten Kediri dan Blitar, jumlah penduduk yang berada di wilayah KRB I dan harus di evakuasi kurang lebih 116.300 orang, terdiri dari Kab Kediri sebanyak 36.200 orang dan Blitar sebanyak 80.100 orang.
Share this article :

Posting Komentar